The Prophet (ﷺ) was of moderate height having broad shoulders (long) hair reaching his ear-lobes. Once I saw him in a red cloak and I had never seen a more handsome than him.

AIBarâ' ibn 'Âzib dit: «Le Prophète () était de taille moyenne et avait les épaules larges. Ses cheveux atteignaient le lobe de ses oreilles... Je le vis une fois portant une tunique rouge et je n'ai jamais vu d'aussi beau...» Yûsuf ibn Abu Ishâq rapporte de son père [ce rajout]: [Ses cheveux atteignaient le lobe de ses oreilles, voire} jusqu'à ses épaules.

':'Telah bercerita kepada kami Hafsh bin 'Umar telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq dari Al Bara' bin 'Azib radliallahu 'anhuma berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang berdada bidang jarak antara kedua bahunya agak panjang. Beliau mempunyai rambut hingga menyentuh ujung telinga. Dan aku pernah melihat beliau mengenakan baju merah dan tidak pernah kulihat ada yang lebih bagus dari baju itu'. Yusuf bin Abu Ishaq berkata dari bapaknya; 'Rambut beliau terjuntai hingga menyentuh pundak beliau'.'

Al-Bara' was asked, Was the face of the Prophet (ﷺ) (as bright) as a sword? He said, No, but (as bright) as a moon.

Abu Ishâq dit: «Interrogé si le visage du Prophète () était comme l'épée..., AIBarâ' répondit: Non, il était plutôt comme la lune... »

':'Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Zuhair dari Abu Ishaq berkata; Al Bara' pernah ditanya; 'Apakah wajah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti pedang? '. Dia menjawab; 'Tidak akan tetapi wajah beliau seperti rembulan'.'

Once Allah's Messenger (ﷺ) went to Al-Batha' at noon, performed the ablution and offered' a two rak`at Zuhr prayer and a two-rak`at `Asr prayer while a spearheaded stick was planted before him and the passersby were passing in front of it. (After the prayer), the people got up and held the hands of the Prophet and passed them on their faces. I also took his hand and kept it on my face and noticed that it was colder than ice, and its smell was nicer than musk.

AIHakam dit: «J'ai entendu Abu Juhayfa dire: Le Messager d'Allah () se rendit pendant la canicule à alBahhâ' [où] il fit des ablutions mineures puis pria deux rak'a pour le huhr et ensuite deux autres rak'a pour le zuhr; il y avait devant lui une pique. »

':'Telah bercerita kepada kami Al Hasan bin Manshur Abu 'Ali telah bercerita kepada kami Hajjaj bin Muhammad Al A'war di Mashishah telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Al Hakam berkata; aku mendengar Abu Juhaifah berkata; Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar pada siang hari menuju Batha' kemudian berwudlu' lalu beliau shalat Zhuhur dua raka'at dan 'Ashar dua raka'at dan di hadapan beliau diletakkan tongkat'. Syu'bah berkata; dan 'Aun menambahkan dalam riwayat hadits ini dari bapaknya Abu Juhaifah berkata; 'Saat itu lewat dari belakang tongkat tersebut seorang wanita maka orang-orang pada berdiri lalu memegang tangan beliau kemudian mengusapkannya pada wajah-wajah mereka'. Dia (Abu Juhafah) berkata; 'Maka aku pegang tangan beliau lalu kuusapkan ke wajahku yang ternyata tangan beliau itu lebih dingin dari pada salju dan lebih wangi dari pada minyak kasturi'.'

The Prophet (ﷺ) was the most generous of all the people, and he used to become more generous in Ramadan when Gabriel met him. Gabriel used to meet him every night during Ramadan to revise the Qur'an with him. Allah's Messenger (ﷺ) then used to be more generous than the fast wind.

D'après ibn 'Abbâs (), le Prophète () était le plus généreux des hommes, surtout durant le Ramahan, lorsque [l'archange] Gabriel (alayhi ssalam) venait le voir en chacune des nuits de Ramadan pour l'enseignement du Coran. En effet, le Messager d'Allah () était alors plus généreux, pour faire le bien, que le vent envoyé [avec les nuages porteurs de pluie].

':'Telah bercerita kepada kami 'Abdan telah bercerita kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku 'Ubaidullah bin 'alaihimas salam dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia paling dermawan terutama pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril 'Alaihissalam mendatanginya dan Jibril 'alaihissalam mendatanginya setiap malam bulan Ramadlan dan dia mengajarkan Al Qur'an kepada Beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika didatangi Jibril 'alaihissalam kedermawanannya jauh melebihi daripada angin yang berhembus'.'

That Allah's Messenger (ﷺ) came to her in a happy mood with his features glittering with joy, and said, Have you not heard what the Qaif has said about Zaid and Us-ama? He saw their feet and remarked. These belong to each other. (i.e. They are father and son.)

D'après 'A'icha (), le Messager d'Allah () entra tout content chez elle et elle ayant les traits de son visage rayonnants. Il [lui] dit: «N'astu pas entendu le Muhdjite dire, en voyant les pieds de Zayd et de Oussama: Ces pieds sont issus les uns des autres. »

':'Telah bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada 'Abdur Razzaq telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij berkata telah mengabarkan kepadaku Ibnu Syihab dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk mendatanginya dengan wajah berseri-seri penuh cahaya lalu berkata; 'Apakah kamu belum mendengar apa yang dikatakan Al Mudlijiy kepada Zaid dan Usamah yang ketika itu beliau melihat kedua kaki mereka berdua lantas beliau katakan Sesungguhnya kaki mereka berdua sangat mirip '.'

I heard Ka`b bin Malik talking after his failure to join (the Ghazwa of) Tabuk. He said, When I greeted Allah's Messenger (ﷺ) whose face was glittering with happiness, for whenever Allah's Messenger (ﷺ) was happy, his face used to glitter, as if it was a piece of the moon, and we used to recognize it (i.e. his happiness) from his face.

'Abd Allâh ibn Ka'b dit: «J'ai entendu Ka'b ibn Mâlik, après s'être absenté de l'expédition de Tabûk, dire: Et lorsque j'ai salué le Messager de Allah () au moment où son visage rayonnait de joie... Quand le Messager d'Allah () était joyeux son visage rayonnait comme la lune; nous savions bien cela. »

':'Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Abdur Rahman bin 'Abdullah bin Ka'b bahwasanya Abdullah bin Ka'b berkata aku mendengar Ka'ab bin Malik bercerita ketika dia tidak turut serta dalam perang Tabuk katanya; 'Ketika aku memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wajah beliau bersinar karena sangat gembira. Dan memang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila bergembira tampak pada wajah beliau bagaikan diantara sinar rembulan dan kami mengenal ciri kegembiraan itu dari wajah beliau'.'

Allah's Messenger (ﷺ) said, I have been sent (as an Apostle) in the best of all the generations of Adam's offspring since their Creation.

D'après Abu Hurayra (), le Messager d'Allah () dit: «On m'a envoyé de la meilleure des générations de la descendance d'Adam: de génération en génération, jusqu'à celle à qui j'appartiens.»

':'Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada kami Ya'qub bin 'Abdur Rahman dari 'Amru dari Sa'id Al Maqbariy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Aku diutus pada masa generasi terbaik anak keturunan Adam dari generasi ke generasi hingga aku berada pada generasi yang dimasanya aku hidup'.'

Allah's Messenger (ﷺ) used to let his hair hang down while the infidels used to part their hair. The people of the Scriptures were used to letting their hair hang down and Allah's Messenger (ﷺ) liked to follow the people of the Scriptures in the matters about which he was not instructed otherwise. Then Allah's Messenger (ﷺ) parted his hair.

D'après ibn 'Abbâs (), le Messager d'Allah () laissait tomber les cheveux [sur le front] alors que les polythéistes les rejetaient de chaque côté de la tête. Quant aux Gens du Livre, ils laissaient [aussi] tomber les cheveux [sur le front]; le Messager d'Allah aimait avoir les mêmes [habitudes] qu'eux tant qu'il n'avait pas encore reçu l'ordre de faire autrement. Pourtant, il finit par laisser ses cheveux rejetés de chaque côté de sa tête.

':'Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin 'Abdullah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dahulunya menyisir rambut beliau ke arah depan hingga kening sedangkan orang-orang musyrik menyisir rambutnya ke bagian kiri-kanan kepala mereka sementara itu Ahlul Kitab menyisir rambut mereka ke kening. Rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih suka bila bersesuaian dengan apa yang dilakukan oleh Ahlul Kitab dalam perkara yang tidak ada perintahnya. Namun kemudian hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyisiri rambutnya ke arah kanan-kiri kepala beliau'.'

The Prophet (ﷺ) never used bad language neither a Fahish nor a Mutafahish. He used to say The best amongst you are those who have the best manners and character. (See Hadith No. 56 (B) Vol. 8)

'Abd Allâh ibn 'Amru () dit: «Le Prophète () n'était grossier ni de nature ni dans ses paroles... Il disait: Le meilleur d'entre vous est celui qui a le meilleur caractère. »

':'Telah bercerita kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Abu Wa'il dari Masruq dari 'Abdullah bin 'Amru radliallahu 'anhu berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sekalipun berbicara kotor (keji) dan juga tidak pernah berbuat keji dan beliau bersabda: 'Sesungguhnya di antara orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaqnya'.'

Whenever Allah's Messenger (ﷺ) was given the choice of one of two matters, he would choose the easier of the two, as long as it was not sinful to do so, but if it was sinful to do so, he would not approach it. Allah's Messenger (ﷺ) never took revenge (over anybody) for his own sake but (he did) only when Allah's Legal Bindings were outraged in which case he would take revenge for Allah's Sake.

'Â'icha () dit: «A chaque fois qu'il devait choisir l'une de deux choses, le Messager d'Allah () choisissait toujours la plus facile, pourvu qu'elle ne fût pas un péché; car si c'était le cas, il était le plus éloigné des hommes de cette chose... Le Messager d'Allah () ne s'était jamais vengé pour sa propre personne sauf en cas où ('on transgressait l'interdit d'Allah, alors il se vengeait pour Allah.»

':'Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa dia berkata; 'Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberi pilihan dari dua perkara yang dihadapinya melainkan beliau mengambil yang paling ringan selama bukan perkara dosa. Seandainya perkara dosa beliau adalah orang yang paling jauh darinya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah membenci (memusuhi) karena pertimbangan kepentingan pribadi semata kecuali memang karena menodai kehormatan Allah dan apabila kehormatan Allah dinodai maka beliau adalah orang yang paling membenci (memusuhi) nya'.'