I have never touched silk or Dibaj (i.e. thick silk) softer than the palm of the Prophet (ﷺ) nor have I smelt a perfume nicer than the sweat of the Prophet.

'Anas () dit: «Je n'ai jamais touché [une chose] plus douce que la paume du Prophète (), même la soie et le brocard. Et jamais je n'ai senti un rîh(l) ou: un 'arf2) plus agréable que le rîh ou: le 'arf du Prophète ().»

':'Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb telah bercerita kepada kami Hammad dari Tsabit dari Anas radliallahu 'anhu berkata; 'Belum pernah aku menyentuh sutera dan tidak juga dibaj (jenis sutera lain) yang lebih lembut dibanding telapak tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan belum pernah aku mencium suatu aroma sekalipun atau bau minyak wangi yang lebih wangi dibanding aroma atau wangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam'.'

The Prophet (ﷺ) was shier than a veiled virgin girl.

Abu Sa'id alKhudry () dit: «Le Messager d'Allah () avait plus de pudeur qu'une vierge dans son appartement...» • Muhammad ibn Bachâr nous a raporté ceci: Yahya et ibn Mahdy nous ont rapporlé ceci: Chu'ba nous a rapporté [un hadiih similaire en ajoutant ceci]: Et lorsqu il détestait quelquechose nous le savions à son visage.

':'Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Yahya dari Syu'bah dari Qatadah dari 'Abdullah bin Abu 'Utbah dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang lebih pemalu dari pada anak gadis perawan yang dipingit di kamarnya'.'

The Prophet (ﷺ) never criticized any food (presented him), but he would eat it if he liked it; otherwise, he would leave it (without expressing his dislike).

D'après Abu Hurayra (), le Prophète () ne critiqua jamais un mets: s'il lui plaisait il le mangeait, sinon il le laissait.

':'Telah bercerita kepadaku 'Ali bin Al Ja'di telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dari Abu Hazim dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; 'Tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membenci suatu makanan sekalipun dan seandainya beliau menyukainya maka beliau memakannya dan bila tidak menyukainya beliau meninggalkannya (tidak memakannya) '.'

When the Prophet (ﷺ) prostrated, he used to keep his arms so widely apart that we used to see his armpits. (The sub-narrator, Ibn Bukair said, The whiteness of his armpits.)

'Abd Allâh ibn Mâlik ibn Buhayna alAsdy dit: «En se prosternant, le Prophète () écartait les mains au point où nous pouvions voir ses aisselles.» • Bukayr dit: Bakr nous rapporta(l) cette version: le blanc de ses aisselles.

':'Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada kami Bakr bin Mudlar dari Ja'far bin Rabi'ah dari Al A'raj dari 'Abdullah bin Malik Ibnu Buhainah Al Asadiy berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila sujud beliau merenggangkan kedua lengan beliau (dari badan) hingga kami lihat kedua ketiak beliau'. Dia (Qutaibah) berkata; 'Dan berkata Ibnu Bukair telah bercerita kepada kami Bakr bin Mudlar -dengan redaksi-; '(hingga nampak) putih kedua ketiak beliau' (tidak ada bulu ketiaknya).'

Allah's Messenger (ﷺ) did not use to raise his hands in his invocations except in the Istisqa (i.e. invoking Allah for the rain) in which he used to raise his hands so high that one could see the whiteness of his armpits. (Note: It may be that Anas did not see the prophet (as) raising his hands but it has been narrated that the Prophet (ﷺ) (as) used to raise his hands for invocations other than Istisqa. See Hadith No. 612 Vol. 5. and Hadith No. 807 & 808 Vol 2.)

D:après 'Anas (), le Messager d'Allah () ne levait les mains dans ses invocations(2) qu'une fois dans la prière de demande d'eau: là, il les élevait jusqu'à ce qu'on vit le blanc de ses aisselles. • Abu Mûsa: Le Prophète () invoqua [Allah] et leva les mains.

':'Telah bercerita kepada kami 'Abdul A'laa bin Hammad telah bercerita kepada kami Yazid bin Zurai' telah bercerita kepada kami Sa'id dari Qatadah bahwa Anas radliallahu 'anhu bercerita kepada mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengangkat kedua tangan ketika melakukan do'a yang beliau lakukan kecuali dalam do'a istisqa' (minta hujan) pada saat itu beliau mengangkat kedua tangan beliau hingga tampak ketiak beliau yang putih (tanpa bulu ketiak) '. Dan Abu Musa berkata; 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a dengan mengangkat kedua tangan beliau sehingga aku melihat ketiak beliau yang putih'.'

By chance I went to the Prophet (ﷺ) at noon while he was at Al-Abtah (resting) in a tent. Bilal came out (of the tent) and pronounced the Adhan for the prayer, and entering again, he brought out the water which was left after Allah's Messenger (ﷺ) had performed the ablution. The people rushed to take some of the water. Bilal again went in and brought out a spear-headed stick, and then Allah's Messenger (ﷺ) came out. As if I were now looking at the whiteness of his leg. Bilal fixed the stick and the Prophet (ﷺ) offered a two-rak`at Zuhr prayer and a two-rak`at `Asr prayer, while women and donkeys were passing in front of the Prophet (ﷺ) (beyond the stick) .

Abu Juhayfa dit: «Au cours de la canicule, et par un pur hasard, j'arrivai à al' Abtah où je trouvai le Prophète () sous une tente... Bilâl sortit et appela à la prière puis rentra pour ensuite faire sortir avec lui le reste de l'eau utilisée par le Messager d'Allah () dans ses ablutions mineures. Les fidèles se précipitèrent alors pour prendre de cette eau. De nouveau, Bilâl entra puis sortit avec une pique. Aussitôt après, le Messager d'Allah () sortit. C'est comme je suis en train de voir la lueur de ses jambes. Il planta la pique puis fit deux rak'a pour le huhr et deux autres rak'a pour le asr. L'âne et la femme passait devant lui.»

':'Telah bercerita kepada kami Al Hassanbin Shabbah telah bercerita kepada kami Muhammad bin Sabiq telah bercerita kepada kami Malik bin Mighwal berkata aku mendengar 'Aun bin Abu Juhaifah bercerita dari bapaknya berkata; 'Aku pernah bertemu tanpa sengaja dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Bathha' di tenda saat siang hari ketika Bilal keluar untuk mengumandangkan panggilan shalat lalu dia masuk kemudian keluar lagi sambil membawa sisa air wudlu' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Orang-orang pun berebut mengambil sisa wudlu' tersebut. Kemudian Bilal masuk lagi lalu keluar dengan membawa sebatang tongkat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dan saat itu seakan aku melihat cahaya pada kedua betis beliau lalu beliau menancapkan tongkat tersebut kemudian shalat Zhuhur dua raka'at dan shalat 'Ashar dua raka'at sedangkan keledai dan wanita lewat di hadapan beliau'.'

D'après 'Â'icha (), le Prophète () parlait d'une manière à pouvoir lui compter les mots.

':'Telah bercerita kepadaku Al Hasan bin Shabbah Al Bazzar telah bercerita kepada kami Sufyan dari Az Zuhriy dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyampaikan suatu hadits yang seandainya diulang oleh seseorang pasti aku mengingatnya. Dan Al Laits berkata telah bercerita kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab bahwa dia berkata telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa dia berkata; 'Tidakkah kamu heran dengan Abu Fulan yang dia datang lalu duduk di samping kamarku menyampaikan suatu hadits yang katanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dia bermaksud memperdengarkannya kepadaku yang saat itu aku sedang bertasbih (berdzikir) lalu dia pergi sebelum aku menyelesaikan dzikirku. Seandainya aku sempat menemuinya tentu aku akan menolaknya (tidak membenarkannya) karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menyampaikan hadits secara berturut-turut sebagaimana yang kalian sampaikan (maksudnya menyampaikan hadis sekian banyak dalam satu waktu).''